STARBUCKS
- Latar belakang
Waralaba
atau Franchising
(dari bahasa
Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk
menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut
versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang
dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang
dan jasa.
Sedangkan menurut
Asosiasi
Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah: Suatu
sistem pendistribusian barang
atau jasa kepada
pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor)
memberikan hak kepada individu atau perusahaan
untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan
cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu
tertentu meliputi area tertentu.
Starbucks Corporation
adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan
kedai kopi
global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle,
Washington. Starbucks adalah perusahaan kedai
kopi
terbesar di dunia,dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123
di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania
Raya, 732 di Cina, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di
Taiwan, 204 di Filipina, dan 164 di Thailand.
Starbucks menjual
minuman panas dan dingin, biji kopi, salad, sandwich panas dan
dingin, kue kering manis, camilan, dan barang-barang seperti gelas
dan tumbler.
Melalui divisi Starbucks Entertainment dan merek Hear
Music,
perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film. Banyak di
antara produk perusahaan yang bersifat musiman atau spesifik terhadap
daerah tempat kedai berdiri. Es
krim
dan kopi Starbucks juga dijual di toko
grosir.
Sejak didirikan tahun
1971 di Seattle sebagai pemanggang dan pengecer biji
kopi
setempat, Starbucks meluas dengan cepat. Pada tahun 1990-an,
Starbucks membuka kedai baru setiap hari kerja, satu tahap yang terus
dilanjutkan sampai tahun 2000-an. Kedai pertama di luar Amerika
Serikat atau Kanada dibuka pada pertengahan 1990-an, dan jumlah
kedainya di luar negeri mewakili sepertiga dari total kedai Starbucks
di seluruh dunia. Perusahaan ini berencana membuka 900 kedai baru di
luar Amerika Serikat pada tahun 2009, dan telah menutup 300 kedai di
Amerika Serikat sejak 2008.
- TUJUAN STARBUCKS
- Visi
--the company’s
vision is to ‘establish Starbucks as the most recognized and
respected brand in the world.’—
Menjadikan starbucks
sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia.
Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan 4 komponen dasar yaitu :
Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan 4 komponen dasar yaitu :
- Membangun nilai dasar perusahaan sebagai perusahaan yang hanya menggunakan bahan dan menghasilkan produk yang terbaik.
- Menciptakan image yang cemerlang yang melekat didalam pikiran pelanggan.
- Membentuk Starbucks sebagai suatu brand yang terkenal, walaupun orang tidak mengetahui secara jelas bidang usaha yang dijalankan, tetapi masyarakat merasa familiar dengan merek starbucks.
- Menjadikan starbucks sebagai merek terkenal dan dihargai. Menjadi nomor satu atau diatas brand lainnya dalam jangka waktu tak terbatas.
Dalam seluruh kegiatan perusahaan kualitas tinggi menjadi dasar yang utama, mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi sampai menjual produk dalam kondisi terbaik yang dilakukan oleh setiap bagian dari perusahaan. Pencapaian hasil ini juga ditunjang oleh cepatnya perluasan Outlet, sebagai bentuk pengembangan saluran distribusi.
- Misi
The mission of
Starbucks is to establish Starbucks as the premier purveyor of the
finest coffee in the world while maintaining our uncompromising
principles while we grow Starbucks is committed to a role of
environmental leadership in all facets of our business. Starbucks
berkomitmen untuk berperan sebagai pemimpin dalam memperjuangkan
lingkungan hidup disetiap lini kegiatan perusahaan. Untuk mencapai
misi tersebut dengan berkomitmen untuk :
- Memahami tentang masalah lingkungan hidup dan berbagi informasi dengan mitra usaha.
- Menciptakan solusi yang inovatif dan fleksible dalam menghadapi perubahan.
- Bekerja keras untuk membeli, menjual dan menggunakan produk yang ramah lingkungan.
- Memahami tanggung jawab itu sebagai hal yang penting untuk lingkungan hidup.
- Menanamkan tanggung jawab lingkungan hidup sebagai nilai dasar perusahaan.
- Mengukur dan memonitor kemajuan setiap proyek terhadap dampak kepada lingkungan hidup.
- Mendorong seluruh mitra untuk ikut serta dalam memperjuangkan misinya.
6 prinsip dasar untuk
mengukur kelayakan dalam pengambilan keputusan di Starbucks:
- Melakukan usaha yang bermanfaat untuk lingkungan dan saling menghargai & memuliakan sesama mahluk.
- Menjadikan keaneka ragaman atau perbedaan sebagai hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
- Menetapkan standar yang tinggi dalam pembelian, proses produksi dan pengiriman produknya.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
- Memberikan kontribusi yang positif untuk masyarakat dan lingkungan hidup.
- Menetapkan bahwa keuntungan bagi masyarakat dan lingkungan itu sebagai hal yang penting bagi keberhasilan di masa yang akan datang.
- Pembahasan
- Sejarah dan Kegiatan Starbuck
Starbucks
Corporation pada awalnya hanyalah merupakan perusahaan lokal berupa
kedai kopi di kota Seattle. Dibuka pada tahun 1971 oleh Jerry
Baldwin, Zev Siegel dan Gordon Bowker. Awalnya kedai kopi ini bernama
Il Giornale dan dikelola oleh 3 orang ini sebagai salah satu kedai
kopi biasa di kota Seattle. Howard Schultz bergabung dengan
perusahaan ini pada tahun 1982. Pada tahun 1985, Howard berkunjung ke
Italia dan terinspirasi untuk membuat inovasi terhadap kedai kopinya
di Seattle. Howard memutuskan untuk membeli Il Giornale dari 3
pemilik aslinya dan merubah namanya menjadi Starbucks pada 1987.
Starbucks
Cafe menjual kopi, minuman panas berbasis espresso, minuman dingin
dan panas selain kopi ataupun variasi campuran antara minuman kopi
dengan minuman lainnya baik panas maupun dingin dan makanan ringan.
Dalam Perkembangannya Starbucks Cafe juga menjual merchandise seperti
cangkir, mug, thumbler, toples, dst. Starbucks corporation juga
mempunyai divisi Starbucks Entertainment yang memproduksi musik, buku
dan film. Di Starbucks Cafe juga tersedia layanan WiFi bagi pelanggan
yang ingin berinternet ria sambil menikmati secangkir kopi dan
makanan ringan atau sambil mendengarkan CD dari para pemusik dan
artis terkenal.
Berbagai
macam layanan inilah yang dijual oleh Starbucks Cafe kepada para
pelanggannya, tidak hanya sekedar minuman kopi, tapi sebuah
experience dalam menikmati minuman kopi, inilah yg disebut dengan The
Starbucks Experience oleh Joseph Michelli dalam bukunya yang berjudul
sama. Inilah sebuah alasan mengapa harga minuman dan makanan di
Starbucks Cafe dinilai overprice bagi orang awam yang bukan pelanggan
Starbucks Cafe. Karena yang dijual bukanlah hanya minuman kopi dan
makanan ringan tapi sebuah experience dalam menikmati minuman kopi
dan makanan ringan dengan gaya yang cozy and comfortable.
Howard
memutuskan untuk membuat jaringan Starbucks Cafe di AS. Sejak tahun
1987 pula jaringan Starbucks Cafe dibuka diluar Seattle, yaitu di
Vancouver dan Chicago. Jaringan ini terus berkembang di AS dan
pembukaan gerai-gerai baru begitu pesat sejak 1990, bahkan jaringan
Starbucks Cafe begitu menggurita di AS dengan total 11,434 kedai di
Amerika Utara. Jaringan Starbucks Cafe yang begitu menggurita di
Amerika Utara mengalami saturasi dan tidak ada pilihan lain bagi
Howard kecuali untuk expansi keluar Amerika. Starbucks Cafe pertama
kali dibuka diluar Amerika di Tokyo pada 1996. Pada akhir Maret 2008
Starbucks Corporation memiliki total 16,226 Starbucks Cafe di 44
negara sebagai cabang, bukan franchise.
Starbucks
Corporation bekerja sama dengan perusahaan lokal di negara tujuan
yang ditunjuk resmi oleh Starbucks Corporation Pusat di Seattle. Di
Indonesia, Starbucks Cafe dikelola oleh PT Mitra Adi Perkasa.
Starbucks Corporation menutup penjualan di 2009 sebesar USD
9,779,100,000 dengan jumlah saham 745,100,000 lembar dan total
karyawan 142,000 orang di seluruh dunia. Harga saham Starbucks
Corporation di bursa Nasdaq ditutup dengan nilai USD 28.09 / lembar
per 18 Juni 2010 lalu. Data dari www.corporateinformation.com
ini menunjukkan kondisi Starbucks yang sehat.
Starbucks
Corporation melaporkan bahwa laba perusahaan naik lebih dari delapan
kali lipat pada kuartal kedua tahun 2010 saat pengunjung datang dan
berbelanja lebih banyak. Usaha perusahaan yang menggenjot kinerja
waralaba internasional dan meningkatkan penjualan dari kedai-kedai
yang dimiliki sendiri membantu mengerek keuntungan menjadi USD 217.3
juta atau USD 0.28 per saham. Gambaran tersebut, untuk kuartal yang
berakhir pada 28 Maret, termasuk potongan USD 0.01 per lembar saham.
Dalam periode yang sama tahun sebelumnya, Starbucks hanya mampu
menggaet USD 25 juta atau USD 0.03 per saham. Revenue meningkat 9
persen menjadi USD 2.53 miliar dari USD 2.33 miliar pada tahun 2009.
Meskipun Starbucks
memposisikan dirinya sebagai kedai kopi, mereka juga menyediakan teh
serta makanan-makanan yang cocok untuk dimakan sembari minum kopi,
hal tersebut membuat Starbucks sangat digemari oleh konsumennya. Di
negara asalnya Starbucks sangat digemari karena mayoritas masyarakat
di Amerika meminum kopi di pagi hari ataupun di siang hari saat waktu
istirahat kantor.
- Proses Menjadi Waralaba Starbuck
Bagaimana cara membeli
waralaba Starbucks?
Does Starbucks
franchise? Starbucks does not franchise operations and has no plans
to franchise in the foreseeable future. In North America, the
majority of our stores are Company-operated. As an exception,
Starbucks may enter into licensing arrangements with companies who
provide access to real estate which would otherwise be unavailable
such as airport locations, national grocery chains, major food
services corporations, college and university campuses and hospitals.
For international business development opportunities please refer to
the International Development section of this Web site. If you have
further questions, please send us an e-mail through the Contact Us
portion of the site.
Dari penjelasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa Starbucks tidak diwaralabakan. Bentuk kerja
sama yang ditawarkan adalah berupa perjanjian lisensi untuk
perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan lokasi yang strategis
untuk starbucks. Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi PT
Sari Coffee Indonesia dengan no telepon dan alamat di atas.
- Keuangan Starbuck
Starbuck, warung kopi
paling terkenal di dunia ternyata dibangun dengan sistem pembiayaan
venture capital yang kurang lebih mirip dengan sistem mudharabah di
bank syariah. Berdasarkan sebuah sumber, starbucks yang awalnya
didirikan di Seattle, AS, itu besar dan mendunia justru bukan karena
kredit yang dikucurkan oleh bank, melainkan oleh para pemodal besar
yang ber venture capital dengan yield bagi hasil di akhir
kontrak. Agaknya mencengangkan bahwa sejatinya konsep venture capital
itu justru sangat mirip dengan konsep mudharabah dalam muamalat.
Starbucks, seperti juga
Apple dan Google adalah tiga dari puluhan atau ratusan jumlah usaha
yang sukses dibiayai dengan konsep mudharabah. Para pemodal-pemodal
besar, bisa saja menyimpan dananya di bank-bank besar, toh tiap
bulannya pasti mendapatkan return yang sesuai, tapi mereka memilih
menyeleksi setiap peluang usaha dengan ide dan gagasan cemerlang yang
datang, mereka mencermati, membiayai sekaligus mendampingi secara
langsung usaha-usaha tersebut, alhasil seperti yang kita lihat,
usaha-usaha dengan merek seperti yang disebut di atas adalah sekian
dari banyak usaha yang sukses.
Jangan mengandalkan
pendapatan dari satu sumber saja. Starbucks tidak mengandalkan
pendapatannya hanya dari penjualan kopi. Menurut
DataMonitor, komposisi pendapatan eceran Starbucks di tahun 2003
terdiri dari 78% minuman, 12% makanan, 5% biji kopi, dan 5%
perlengkapan minum kopi dan segala asesorisnya.
Kisah
perjuangan Schultz membawa Starbucks keluar dari krisis dituangkan
dalam sebuah buku berjudul Onward:
How Starbucks Fought for Its Life without Losing Its Soul.
Buku ini resmi dirilis di Indonesia bulan Mei 2011.
Howard Schultz adalah
Chairman, President, dan CEO Starbucks. Tahun 2001, Schultz mundur
dari jabatan CEO dan mengurangi kegiatan operasional sehari-hari.
Selama delapan tahun mengawasi, Starbucks pun mengalami krisis yang
memuncak pada tahun 2008. Pada tahun itu Schultz memutuskan kembali
menduduki jabatan CEO dan berusaha mengeluarkan Starbucks dari
krisis. Konsep Starbucks Experience mengalami perubahan demi
pertumbuhan ekonomi, dan Schultz bertekad membuat Starbucks kembali
kepada nilai-nilai dasar, sekaligus memperbaiki kesehatan secara
finansial.
Melalui
Onward,
Schultz berbagi cerita bagaimana ia kembali ke perusahaan tersebut
dan seberapa besar transformasi yang dilakukannya setelah itu. Ia
membuka semua rahasia, bagaimana pada saat kondisi ekonomi paling
buruk dalam sejarah, Starbucks justru berhasil mendapatkan profit.
Schultz
juga pernah menutup seluruh toko Starbucks di Amerika Serikat untuk
beberapa jam demi keperluan training
karyawan. Keputusan ini secara ekonomi merugikan karena berapa
kerugian jika toko tutup tiga jam? Namun, ternyata keputusan berani
Howard tersebut justru membawa dampak baik bagi Starbucks. Banyak
konsumen mencari-cari Starbucks, bahkan sengaja datang untuk minum
kopi sebelum ditutup. Setelah buka kembali, para konsumen puas dengan
hasil training
dengan meningkatnya kualitas kopi yang dijual.
Produk Starbuck
Pada Juni 2009,
perusahaan ini mengumumkan akan merombak menunya dan menjual salad
dan makanan panggang tanpa sirup jagung berfruktosa tinggi dan
bahan-bahan artifisial. Tindakan ini diharapkan menarik konsumen yang
memperhatikan kesehatan dan biaya dan tidak akan memengaruhi harga
jualnya.
Starbucks
memperkenalkan jajaran merek paket kopi instan baru bernama VIA
"Ready Brew" pada bulan Maret 2009. Produk ini pertama
diluncurkan di New York City dengan pengujian produk di Seattle,
Chicago, dan London. Dua rasa VIA pertama adalah Italian Roast dan
Colombia, yang kemudian diluncurkan bulan Oktober 2009 di seluruh
Amerika Serikat dan Kanada. Kedai-kedai Starbucks mempromosikan
produk ini dengan "tantangan uji coba" buta
terhadap kopi instan versus kopi seduh segar. Banyak orang tidak
mampu membedakan kopi instan dan kopi seduh segar. Sejumlah analis
memperkirakan bahwa dengan memperkenalkan kopi instan, Starbucks akan
menurunkan nilai mereknya sendiri.
Starbucks mulai menjual
bir dan anggur di sejumlah kedai di Amerika Serikat pada tahun 2010.
Per April 2012, bir dan anggur tersedia di tujuh kedai dan banyak
kedai lain yang meminta lisensi penjualannya.
Pada tahun 2011,
Starbucks memperkenalkan ukuran cangkir terbesarnya, Trenta, dengan
kapasitas 31 ons. Bulan September 2012, Starbucks meluncurkan
Verismo, mesin kopi prasmanan yang memakai cangkir plastik tersegel
berisi kopi giling dan "keran susu" untuk latte.
Pada tanggal 10
November 2011, Starbucks Corporation mengumumkan bahwa mereka telah
emmbeli perusahaan jus Evolution Fresh dengan nilai $30 juta dan
berencana memulai bar jus pada pertengahan 2012, memasuki pasar yang
dikuasai Jamba Inc. Kedai pertamanya dibuka di San Bernardino,
California, sementara kedai di San Francisco akan dibuka pada awal
2013.
Tahun
2012, Starbucks mulai menjual jajaran minuman refresher dingin di
kedai-kedainya yang berisi ekstrak biji
kopi arabika hijau.
Minuman tersebut berperisa buah dan mengandung kafein,
namun tidak memiliki rasa kopi. Salah satu proses ekstraksi kopi
hijau Starbucks adalah merendam biji-biji tersebut di air.
Nama
|
Ukuran
|
Catatan
|
Demi
|
3 US fl oz
(89 mL)
|
Ukuran
terkecil. Cicipan espresso.
|
Short
|
8 US fl oz
(240 mL)
|
Paling
kecil di antara dua ukuran asli.
|
Tall
|
12 US fl oz
(350 mL)
|
Paling
besar di antara dua ukuran asli.
|
Grande
|
16 US fl oz
(470 mL)
|
"Besar"
dalam bahasa Italia/Spanyol/Portugal/Perancis
|
Venti
|
20 US fl oz
(590 mL), 26 US fl oz (770 mL)
|
"Dua
puluh" dalam bahasa Italia
|
Trenta
|
30 US fl oz
(890 mL)
|
"Tiga
puluh" dalam bahasa Italia
|
Teh
Starbucks
memasuki pasar teh pada tahun 1999 ketika mereka membeli merek Tazo
dengan nilai US$8.1
juta. Pada akhir 2012, Starbucks menyatakan akan membeli Teavana
dengan nilai US$620
juta. Pada November 2012, tidak ada pemasaran produk Starbucks di
kedai-kedai Teavana, meski akuisisi ini memungkinkan ekspansi Teavana
melampaui keberadaannya saat ini di mal-mal
perbelanjaan.
Kualitas kopi
Kevin
Knox bertugas menangani kualitas
kopi
di Starbucks sejak 1987 sampai 1993 menulis di blognya tahun 2010
tentang bagaimana George
Howell,
veteran kopi dan pendiri Cup
of Excellence,
terkejut dengan biji panggangan
gelap
yang dijual Starbucks pada tahun 1990. Berbicara dengan New
York Times
pada tahun 2008, Howell menyatakan bahwa panggangan gelap yang
dipakai Starbucks tidak memperdalam rasa kopi, namun malah
menghancurkan nuansa rasanya. Consumer
Reports
edisi Maret 2007 membandingkan kopi milik jaringan cepat saji Amerika
Serikat dan menempatkan Starbucks satu tingkat di bawah McDonald's
Premium Roast. Majalah ini menyebut kopi Starbucks "kuat, tetapi
terbakar dan cukup pahit sampai-sampai mata Anda berair, bukannya
terbuka lebar".
- Kesimpulan
Dari pembahasan yang
ada dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:
- Starbucks adalah suatu perusahaan yang mampu mengangkat citra cafe yang menjual kopi di pinggir jalan menjadi cafe yang eksklusif dengan konsep usahanya dan inovasi produknya. Perusahaan mampu menghadapi controllable elements di samping beberapa uncontrollable elements ketika memasuki pasar global, meskipun tidak semuanya dihadapi dengan mudah.
- Starbucks menghadapi berbagai resiko ketika memasuki pasar global, tetapi hal ini dapat diatasi dengan baik dengan melakukan riset pasar terlebih dahulu untuk mengantisipasi persaingan dalam pasar global.
- Starbucks adalah perusahaan yang bersedia melakukan segala usaha untuk mendominasi pasar, meskipun kadang-kadang menggunakan cara yang sedikit kurang etis. Tetapi kegigihannya ini membuahkan hasil yang sangat luar biasa, sehingga nama Starbucks selalu dikonotasikan dengan kopi oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Kepuasan konsumen atas produknya yang berkualitas prima dan layanannya yang cepat merupakan salah satu keunggulan kompetitif. Starbuck sehingga mereka akan merekomendasi- kan hal ini melalui words of mouth untuk menanamkan brand image Starbucks yang meng- gunakan strategi franchising untuk memasuki pasar global.
- Untuk meningkatkan profitability di Jepang, Starbucks mengembangkan outletnya dengan cepat dan melakukan berbagai renovasi serta sistem pemasaran produk melalui vending machine. Selain itu perusahaan juga bekerja sama dengan rekanan lokal dan melakukan inovasi produk sesuai dengan selera konsumen setempat (local tastes and preferences).
- Saran
Untuk mengantisipasi
kendala dan masalah yang timbul maka Starbucks dapat meningkatkan
kinerja perusahaannya dengan melakukan hal-hal berikut ini:
- Untuk mengantisipasi masalah ketenagakerjaan, Starbucks dapat memberikan pelatihan yang memadai bagi karyawannya baik yang bekerja sebagai karyawan tetap maupun yang paruh waktu. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai dan menjadi bagian dari perusahaan. Pelatihan ini tidak hanya meliputi ketrampilan menghidangkan kopi dan melayani konsumen tetapi juga yang berkaitan dengan perbedaan budaya yang akan dihadapi oleh mereka, mengingat outlet Starbucks yang tersebar di berbagai belahan dunia dengan preferensi kon- sumen yang bervariasi. Selain itu, perusahaan perlu lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan-nya serta mengurangi jam kerja yang berlebihan agar tercipta suatu iklim kerja yang kondusif.
- Starbucks sebaiknya juga memperbaiki diri dan tidak menghalalkan segala cara dalam mendapat- kan outlet yang ditujunya. Sebaiknya etika bisnis juga ditegakkan, mengingat brand image Starbucks yang sudah terkenal tetap harus dijaga dan dikelola.
- Selain inovasi produk dan layanan, Starbucks juga dapat menjalin komunikasi dengan LSM setempat untuk meningkatkan produk dan kemasannya dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
Referensi
Cateora,
International Philip R and Marketing. John L. 13th Graham. edition.
2007. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Hitt,
Michael A., R. Duane Ireland and Robert E. Hoskisson. 2005. Strategic
Management: Competitiveness and Globalization. Ohio: Thomson
Corporation. South western
Business:
Coffee with your tea?; Starbucks in China. 2001. The Economist.
London: Oct 6. Vol. 361, Iss 8242, pg. 88.
Percolating
Profits as “Local” strategy Pays Off (SBUX). May 18, 2006Camelia Warda P (21213844)
Finna Yuniarsih (23213480)
Hestia Miranti (24213104)
- Dampak positif dari franchise Starbucks bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah tidak adanya intervensi negara yang berlebih terhadap usaha tiap-tiap individu, perolehan keuntungan individu pemilik franchise sesuai dengan usaha yang dilakukannya dan pangsa pasar serta pertumbuhan pasar tinggi.
- Dampak negatif dari franchise Starbucks bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah harga yang tinggi membuat tidak semua orang dapat menikmati produk satrbucks, terlalu fokus pada pasar domestik amerika serikat. Starbucks dianggap 'american global' yang mengeluarkan biaya sentimental bagi pelanggan di beberapa negara.
Keuntungan franchise Strabucks: usaha yang dijalankan akan cepat berkembang. Karena dengan semakin
banyak individu yang menggunakan franchise berarti usaha yang
dijalankan akan cepat dikenal masyarakat. Dan masyarakat juga akan
dengan mudah memperoleh produk yang diinginkan, karena disetiap tempat
terdapat produk dengan standar kualitas dan penyajian yang sama.
http://ekamissy.blogspot.com/2010/10/tugas-3-franchise-kelompok.html
http://ekamissy.blogspot.com/2010/10/tugas-3-franchise-kelompok.html






0 komentar:
Posting Komentar